EMPAT PILAR DALAM ISLAM (الدعامة في الإسلام)
Mutiara Khutbah Jum’at
Oleh: Syekh M. Fathurahman, M.Ag
Pilar yang memperkokoh agama dan pengikutnya dimuliakan adalah:
1. Al Qur'an, Kitab yang Terpelihara
Kitab berisi ajaran yang Kamil (sempurna) dan Syamil (komprehensif).
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ
"... Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu ..." (QS Al Maidah ayat [5] : 3)
Al Qur'an adalah karunia yang besar, bagi umat Islam. Kitab-kitab Samawi sebelumnya hilang atau tidak terjaga keasliannya. Ajaran yang sempurna tertuang dalam Quran: menghubungkan antara hamba dengan Allah, antar sesama manusia, antar makhluk, menyeimbangkan materi (fisik) dan immateri (ruhani).
Al Qur'an menyatukan seluruh kaum muslimin di seluruh penjuru bumi. Tidak ada versi lain seperti kitab suci lainnya.
2. Haji ke Baitullah
Haji adalah Mu'tamar Rabbani, pertemuan tahunan Islam. Kaum muslimin di seluruh penjuru bumi, datang ke satu tujuan, kedudukannya sama, berpakaian yang sama, berkumpul di tempat yang sama menghadap kepada Yang Satu, Allah ’Azza wa Jalla. Syariat ini semestinya menjadi pengikat ukhuwah dan persatuan bagi umat Islam meski aliran Mazhab atau Thariqahnya berbeda-beda.
Pada abad 19, ketika bangsa-bangsa muslim terjajah pelaksanaan ibadah haji setiap tahun menjadi momen untuk membangkitkan semangat persatuan, pengikat rasa penderitaan yang sama. Ruh ini yang menjadi kekuatan untuk melepaskan belenggu penjajahan. Dengan ruh haji terbentuklah persatuan sehingga umat Islam menjadi bangsa yang berdaulat.
3. Shalat Jumat
Jumat artinya berkumpul. Panggilan Allah: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseru untuk melaksanakan salat pada hari Jum‘at, maka segeralah kamu mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (QS Al Jumu’ah [62]: 9).
Jumat adalah hari raya bagi kaum muslimin. Bersihkan dan satukan hati, bangun ukhuwah di antara kaum muslimin. Saat shalat Jumat adalah saat kebersamaan lahir dan batin menghadap kepada Allah SWT.
Panggilan Allah SWT bukan dengan lonceng atau tabuhan yang tanpa makna. Tapi dengan kalimat adzan yang mulia, berisi komitmen dan kalimat dzikrullah serta motivasi kemenangan. Makna yang dalam ini menyatukan dan menghubungkan manusia dengan Allah SWT. Shalat adalah perjalanan spiritual (samawi). Ketika dipanggil keluarlah sifat ananiyyah (keegoan) untuk tunduk menghadap kepada-Nya. Pasrah dan total kepada Allah, Pemilik Kemuliaan.
Saat menghadap, badan harus bersih suci hadas kecil maupun besar. Pakaian dan tempat pun harus bersih. Pakaian yang digunakan terbaik. Suci semuanya lahir batin.
Ulama yang merangkul bukan memukul, memberi nasehat bukan melaknat. Penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Sebagai imam kehidupan, bukan sebatas di masjid
4. Al Ulama, Pewaris para Nabi
Terjalin risalah yang dibawa oleh yang satu dengan lainnya. Ulama Rabbani yang memahami kondisi umat. Yang menguasai dan menggabungkan kekuatan intelektualitas (ijtihad) dan batin (isyraqiyyah).
Syekh Abdurrahman Akhdhari mengungkapkan,
كَأَشْرَقَتْ بَصَائِرُ الصُّوْفِيّةْ بِنُوْرِ شَمْسِ الْحَضْرَةِ الْقُدْسِيَّةْ
Seperti "Telah terbit cahaya mata hati Sufi (ahli Tasawuf), dengan (disinari) Cahaya Matahari Hadirat Allah Yang Suci”.
Ulama yang merangkul bukan memukul, memberi nasehat bukan melaknat. Penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Sebagai imam kehidupan, bukan sebatas di masjid.
Nabi ﷺ telah mengisyaratkan akan selalu ada kelompok yang menegakkan agama, menyampaikan dengan penuh adab (etika), hikmah dan bijaksana. Karena memahami agama secara penuh dan memahami manusia beserta kehidupannya. Mereka tidak akan mengalami kebinasaan dalam menghadapi musuh-musuhnya hingga hari kiamat.
Dalam masalah ini terdapat beberapa hadits shahih dari Nabi ﷺ diantaranya:
“Dari Muawiyah radhiallahu anhu berkata, aku mendengar Nabi ﷺ bersabda:
لا يزال من أمتي أمة قائمة بأمر الله لا يضرهم من خذلهم ولا من خالفهم ، حتى يأتيهم أمر الله وهم على ذلك
“Selalu ada dari umatku senantiasa yang menegakkan perintah Allah. Tidak dapat mencelakai mereka orang yang menghinanya dan juga orang yang menyelisihinya, hingga Allah datangkn kepada mereka perkaranya sedangkan mereka tetap kondisi seperti itu.”
“Dari Umar bin Khatab radhiallahu anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق حتى تقوم الساعة
“Selalu akan ada kelompok dari umatku akan membela kebenaran hingga datang hari kiamat.”
Dari Mugirah bin Syu’bah radhiallahu anhu berkata, aku mendengar Nabi ﷺ bersabda:
لا يزال من أمتي قوم ظاهرين على الناس حتى يأتيهم أمر الله
“Selalu aka ada umatku yang membela (kebenaran) di tengah manusia sampai datang keputusan Allah kepada mereka.”
Dari Imran bin Husain radhiallahu anhu berkata, Rasulullah ﷺ bersabda:
لا تزال طائفة من أمتي يقاتلون على الحق ، ظاهرين على من ناوأهم ، حتى يقاتل آخـرهم المسيح الدجال
”Akan senantiasa ada kelompok dari umatku yang berperang dalam kebenaran. Mereka akan menang menghadapi orang yang memusuhinya. Sampai akhir dari mereka akan memerangi Al-Masih Dajjal.”
Murka Allah akan surut dengan adanya kelompok ini. Rahmat pun turun ke bumi. Mereka menjadi lokomotif kebangkitan bagi umat Islam yang lain. Akhirnya generasi khayru ummah (umat terbaik) muncul kembali di akhir zaman.
Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Tsauban Ra., ‘Sebaik-baik umat adalah yang awal dan akhir, di tengahnya mengalami kekeruhan.’
Semoga kita berada dalam pilar tersebut sehingga meraih kenikmatan dan keberuntungan yang besar dalam bimbingan Islam.
Kampoeng Futuh, 21 Feb 2020
Lengkapi Pustaka Anda dengan:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar