Sabtu, 07 Maret 2020

Ulama Inggris Kunjungi Tarekat Idrisiyyah

Syekh M Fathurahman menyambut tamunya | Marcomm Idrisiyyah 
Kedatangan delegasi Inggris di Pondok Pesantren Idrisiyyah bertepatan dengan agenda kegiatan rutin Dzikir Makhsus  dilaksanakan setiap Kamis malam Jumat di Masjid Al-Fattah, Cisayong Tasikmalaya



Mutiara Ibriz | Pondok Pesantren Tarekat Idrisiyyah mendapat kunjungan dari tokoh-tokoh Muslim Inggris, Syekh Paul Salahuddin Armstrong, Syekh Adnan Sohail Al Azhari dan dan Syekh Muhammad Abbasi. Mereka dari Association of British Moslems dan Minhaj Welfare Foundation United Kingdom, Kamis (5/3).  Kedua Ormas Islam besar di Inggris ini, datang dalam rangka mendukung penguatan nilai-nilai keislaman dan multikultural di Jawa Barat.  

Turut hadir Drs Kusmana Hartadji, MM Kadis Koperasi Jabar yang memberikan penjelasan kepada delegasi Inggris itu tentang program pemerintah Jabar dalam memfasilitasi dan mendukung pesantren dalam bidang ekonomi melalui program OPOP (One Pesantren One Product) serta SEP (Serikat Ekonomi Pesantren). Adapun SEP saat ini diketuai oleh Ustadz Ahmad Tazakka Bonanza dari Koperasi Pondok Pesantren Idrisiyyah

Menurut Aka Bonanza dari Direktorat Ekonomi Tarekat Idrisiyyah kedatangan mereka sekaligus implementasi program Gubernur Jabar 'English For Ulama 1 to UK'. “Selain bersilaturahmi, kehadiran ulama asal eropa Agendanya adalah diskusi tentang ekonomi kemasyarakatan dengan pesantren yang memiliki kemandirian ekonomi,” tutur Aka Bonanza. 

Aka Bonanza (Tengah gamis putih) | Marcomm Idrisiyyah

Association of British Moslem, organisasi ini merupakan majelis ulamanya Inggris dan dari syiar dakwahnya, ribuan bahkan ratusan ribu mualaf bersyahadat di Inggris. Begitu pesatnya perkembangan islam di sana dalam beberapa tahun terakhir, hingga saat ini berdasarkan data dari statistik terkini di wilayah Birmingham saja, setidaknya 30% penduduknya sudah memeluk agama Islam. 

Zikir Makhsus

Kedatangan delegasi Inggris di pondok pesantren Idrisiyyah bertepatan dengan agenda kegiatan rutin Dzikir Makhsus  dilaksanakan setiap Kamis malam Jumat di Masjid Al-Fattah, Cisayong Tasikmalaya. Pimpinan Tarekat Idrisiyyah, Syekh Muhammad Fathurahman selaku tuan rumah memberikan kesempatan pada tamunya untuk memperkenalkan diri kepada jamaah dan santri yang hadir pada malam itu.

Pesantren Idrisiyyah merupakan salah satu pesantren yang menjadi bagian dari program 'English For Ulama' . Dari program ini diharapkan akan ada ustadz atau ulama yang bisa berangkat ke Eropa atau Inggris khususnya dan berdakwah Islam di sana. Program ini merupakan inisiasi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang terinspirasi dari imam besar masjid asal Indonesia di New York, yaitu Syamsi Ali. Gubernur berharap dengan adanya program ini, akan ada lebih banyak ulama Indonesia yang berdakwah di mancanegara untuk menceritakan nilai keislaman yang rahmatan lil 'alamin.

Tawadhu Talqin

Meski telah menjadi ulama dan dihormati umat muslim dan non muslim di negaranya, Syekh Adnan Suhail begitu rendah hati saat bertemu pimpinan pondok pesantren Idrisiyah. Hal itu tampak saat beliau memberikan sambutan perkenalan kepada para santri yang hadir di Masjid. Ketika itu berkali-kali Syekh Muhammad Fathurahman menyilakan Syekh Adnan untuk menggunakan mimbarnya untuk tausiyah. 

Namun Syekh Adnan dengan ketawadhuannya mengatakan, "He (Syekh Fathurahman) asked me to sit on his chair. So there is qoul in Fiqh. Whenever you need to tayammun, and you see the water. Then you can't do tayammum. You need to get wudhu with the water. So the fadhilatul ustadz is here! It's his chair! I can't sit on his chair!" ucapnya sambil menundukkan kepalanya kepada Syekh Fathurahman. 

Ia menyampaikan sebuah perumpamaan bahwa ketika seseorang bertayammum namun masih tersedia air, maka dia harus wudhu dengan air. “Jadi, saya tidak akan pernah duduk di kursi tersebut, selama pemiliknya masih ada di sini,” tegasnya. 

Rupanya kata 'pemilik' yang dimaksudkan oleh Syekh Adnan adalah pemilik kemursyidan. Menyadari hal itu, sebelum Syekh Adnan dan rombongan hendak pamit, ia bertahan tak langsung beranjak pergi namun meminta sesuatu kepada Syekh Muhammad Fathurahman seraya berkata, "I can't leave (this masjid) before I get the talqin! (saya tidak bisa pergi sebelum mendapatkan talqin (dari Syekh)", katanya . 

Prosesi Talqin | Marcomm Idrisiyyah

Di area Mihrab Masjid Al Fattah, Syekh Fathurahman memenuhi permintaan tamunya itu. Beliau memberikan talqin dzikir Idrisiyyah kepada tamunya yang disambut takbir para jamaah.

Syekh Muhammad Fathurahman bersyukur Pesantren yang dipimpinnya mendapat kunjungan silaturahim dari saudara muslim Inggris. Dalam sambutan singkat sebelum ditutup dzikir, beliau menyampaikan salam serta apresiasinya kepada Gubernur Jawa Barat atas adanya program pro santri ini. 

“Program ini sebagai satu bukti adanya kepedulian pemerintah provinsi kepada pesantren-pesantren yang ada di Jawa Barat,” ujarnya.

Silakan Klik:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar